Postingan

Being a language enthusiast at the beginning of 2022

I want to write what's all on in my mind. Especially since I love watching Riverdale and feeling in love with Jughead (lol), I imagined that I could write whatever I wanted, same as him. I want to flashback to when I started being a "language enthusiast" again. Because the title seems not familiar to me since 2019 T-T It all started with the internship program I took from my uni, which forced me to learn JP "again" seriously. The course spent 2,5 months in total but felt great when I watched and listened to Japanese things (finally, I can feel my brain understood many words of Nihongo). It makes my inner polyglot comebacks :)) I wanted to take any East Asian languages classes seriously because I already know some. But I guess it will make my head blow because of the similarity with JP T-T. So, I want to have the experience of learning a language without any knowledge before. I decided to take one of the European languages because I never take any lessons with th

Circular Economy

Gambar
  Halo, kali ini aku mau review sedikit bagian ekonomi yang jadi panduan ke masa depan yang lebih baik. Apa itu? Yap, circular economy atau ekonomi melingkar. Dikutip dari buku Ellen MacArthur Foundation, Circular economy adalah model ekonomi yang restoratif dan regeneratif dengan desain yang bertujuan untuk menjaga produk, komponen, dan bahan sehingga memiliki manfaat dan nilai yang tinggi setiap saat. Model ekonomi ini mengatasi tantangan terkait sumber daya yang ada dan memaksimalkannya untuk meningkatkan bisnis dan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi dampak lingkungan—termasuk emisi karbon. Kenapa circular economy begitu penting? Circular economy menjaga nilai produk agar dapat dimanfaatkan kembali. Model ini meniru cara kerja alam yaitu tidak ada limbah. Maka dari itu siklusnya adalah Membuat à Menggunakan à Mendaur ulang à Membuat à ... Sedangkan yang selama ini kita lakukan pada linear economy yaitu Mengambil à Membuat à Membuang.   Hal tersebut san

Sustainable Fashion System (SFS)

Gambar
  Halo, kali ini aku mau berbagi sedikit experience yang buat aku lebih aware dengan lingkungan sekitar. Experience tentang bagaimana aku mendapatkan berbagai sudut pandang mengenai Sustainable Fashion System (SFS) atau sistem fashion berkelanjutan. Tadinya aku juga ga tau apa itu SFS. Bahkan waktu aku ambil course nya di edX, bayangannya itu akan belajar tentang desain fashion atau how to mix & match daily fashion , etc ( I know it’s sounds weird, but it’s true haha). Sumber foto:  https://www.prestigeonline.com/ Sustainable Fashion System (SFS) menurut Wikipedia adalah gerakan dan sebuah proses untuk mendorong perubahan produk dan sistem fashion agar dapat sejalan dengan ekologis dan keadilan secara sosial. Fashion berkelanjutan lebih dari penanganan tekstil atau produk fashion. SFS membahas seluruh sistem tentang bagaimana pakaian diproduksi, siapa yang memproduksinya, dan berapa lama masa pakai suatu produk sebelum mencapai tempat pembuangan akhir. Prosesnya melibatk

Rasanya quit dari Sosial Media

Gambar
Sumber foto:  https://www.etalktech.com Okay, finally aku nulis lagi yg pengen ditulis waktu di postingan "Kembalinya sari hidup". Udah lama banget sebenernya aku quit social media yaitu tahun 2018, dan jadi yang paling lama sekitar 6-7 bulan. Sebelum itu, aku udah ga aktif main instagram, maksud ku ga seaktif sebelumnya. Kenapa aku sekarang nulis tentang ini? Karena aku juga udah kembali lagi jadi addict  sama sosial media. Walaupun ga se- strict dulu, tapi aku sekarang masih mempertanyakan lagi idealisme aku ngegunain sosial media tujuannya untuk apa. Jadi, dulu why I decide quit social media -- spesifically instagram? Banyak sih faktornya dari boros kuota, bikin iri, bikin negatif thinking sama orang, bikin ga pede, dan selalu kepo sama mantan *eh ya pokonya banyak lah haha. Kesimpulan dari kesemua itu, yang pasti instagram toxic banget buat kesehatan mental aku. Mungkin orang lain bijak ngegunain hp mereka, tapi bagi aku yang waktu itu anak kost-an dan ga ada tv.

Sekali Polyglot Tetap Polyglot

Gambar
Sumber foto: https://cdn.idntimes.com/ Dari dulu, emang udah suka banget sama bahasa asing. Ya, awalnya sih dari suka sama pelafalan dan aksennya kalo aku nonton film.  Dari banyak negara di dunia ini, aku tertarik ke negara negara di Asia Timur. Mungkin karena banyak dari budaya budaya di negara itu yang udah familiar sama kehidupanku. Mulai SD aku udah suka lagu lagu Korea ditambah suka banget sama Doraemon, Sinchan, Conan,dkk, sampe aku juga suka denger lagu Mandarin walaupun cuman "Ni wen wo ai ni you ...”. Ya, budaya-budaya yang udah familiar gitu. Keinginan aku belajar bahasa asing itu udah ada dari SMP cuman ga ada medianya dan belum aku seriusin--andai aja kalo aku dari kecil udah dikenalin sama dunia perbahasaan ini pasti masa kecilku akan berwarna:’).  Jadi, apa itu POLYGLOT? Nah, aku juga tadinya ga tau wkwk. Rasanya, ga pernah terlintas istilah itu di kehidupan aku.. sampe aku lagi random search karena abis nonton film Kartini. Aku jadi penasaran sama karakter kaka