Semuanya akan disenyumi

Sumber: https://i.scdn.co/

Dulu kalo denger kata kata “Time heal anything”. Ya, masalah akan hilang dengan sendirinya dan udahlah stay comfortable aja. 

Aku pengen nambahin bahwa semua masalah juga akan bisa disenyumi, walaupun bukan pada waktu tersebut. Tergantung kecepatan dari diri kita masing masing untuk menyapa masalah itu dengan hati damai dan tentram. 

Melenceng dikit, tapi aku harap kalian bisa menyimak ini dengan baik dan mengambil kesimpulannya. Aku inget kata - kata ibu guru sejarah di sekolahku yang bilang 

"Kawan bisa jadi lawan, lawan bisa jadi kawan, yang abadi adalah teman dengan kepentingan yang sama"
Hal yang bisa aku tangkep adalah kawan bisa jadi lawan artinya kita ga boleh terlalu nyaman sama orang lain apalagi mempercayakan segalanya berlebihan. Lawan bisa jadi kawan, nah ini yang pengen aku bahas dan pengen aku tekanin bahwa 1 musuh itu terlalu banyak 1000 temen itu terlalu sedikit. Sedangkan kepentingan yang sama ini. Menurutku itulah alasan kenapa kita bersama sama-- let's say persahabatan. Dalam persahabatan, kita mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin sama-sama punya teman seperjuangan yang awet.

Back to the topic, singkatnya semua orang punya kesempatan kedua untuk dia berubah menjadi lebih baik. Entah itu kapan. Pastinya, tidak semua orang dapat mengubah sifatnya secara total. Ingatlah, jangan simpan bara yang terus menyala dihati. Biarin dingin, anggap segala sesuatunya itu ujian. Apabila kita bisa melewatinya, kita akan naik ke tingkat yang lebih tinggi lagi.

**
(Sedikit-Banyak Cerita)

Okay. Dulu waktu SD entah jaman apa itu namanya, saat anak anak segede itu udah mulai saling bertingkah, kayanya korban sinetron atau entah dari mana. Cuman, aku ga tau kenapa waktu itu perlakuan-perlakuan yang sangat 'sinetron' dinormalkan. Ya, perlakuan disaat saling memusuhi, membully bahkan sampai fisik. 

Kasta ala ala sinetron. Merasa bangga kalau bisa memamerkan semua yang ada, kalo ada apa apa pasti bilang orang tua. Lebih tepatnya ada semacam “Genk” diantara kita, kalo diinget inget sih malah pengen ketawa. Kenapa juga ada yang patuh, ada yang jadi dayang dayang, dan ada yang jadi ratunya. Ya kalau ada ratu pasti ada raja. Tapi disini, rajanya ga suka sama sang ratu, jadi bikin para dayang bingung, apalagi rakyat biasa kaya aku. (Let's skip it).

Waktu itu aku ga pernah nyangka bakal ketawa sama kejadiannya. Kejadian yang mengisi hari hari ku yang terjebak antara sekumpulan “Genk” anak anak SD. Dulu kayanya dunia cuman ada hanya untuk mereka aja.  Aku ga nyimpen dendam karena aku juga bisa ngambil beribu pelajaran dari 6 tahun di masa masa SD. 

Time flies so fast, akhirnya SMP. Aku yang mulai tumbuh di SMP dengan orang orang ekstrovert sangat membuka duniaku. Perlahan, akupun mulai keluar dari lingkaran kelam masa masa SD. Aku dulu sering banget ketemu sama si Ratu, dia biasanya tersenyum seakan memberi “Respect”. Walaupun agak sedikit canggung karena ga biasa. Aku hanya bersyukur kalo dia sekarang udah mulai ke arah yang lebih baik. Setidaknya senyuman yang diberikan dan suasana yang saat bertemu, membuatku jadi lega.

Begitupun saat SMP. Dulu, ada temen yang sedikit “Gengsi” sama apapun. Jadinya malah terlihat sombong. Aku sering banget bertengkar. Entah apa sebabnya, lupa. Yang pasti hal-hal sepele. Deep inside her heart, aku tahu bahwa dia kesepian. Cuman ga tau caranya untuk jauh jauh dari perasaan gengsinya. 

Sedikit-banyak aku mulai banyak bersosialisasi di SMP. Bagaimana caranya untuk berteman dengan baik dan bagaimana caranya agar sikapku sedikit tidak labil untuk memahami sikap orang lain. That's things makes me overthinking

Time flies so fast, again. Sekarang dia malah jadi teman baik, benar benar sangat respect dengan pola pikirnya yang sudah berubah ke arah yang lebih baik. Meskipun ya, masih ada sifatnya yang dulu. But I’m okay. Ngapain marah? Aku juga bukan anak SMP kaya dulu yang masih labil dan rasanya juga wajar kalo dia masih punya sifat begitu. Seperti pepatah, emang lebih susah ngubah sifat dari pada mindahin gunung.

Dari kejadian 2 itu buat aku ngerasa bahwa setiap orang memiliki kesempatan kedua. Saat ini, jangan ambil hati lah dengan sikap orang-orang yang menyebalkan. Marah boleh dikit, itu wajar karena kita manusia. Tapi dendam, jangan. 

Aku sangat setuju dengan slogan di novel Ngenest “Kadang hidup perlu ditertawakan” cuman waktunya aja beda saat kita tertawa. Bawa fun aja, segala sesuatunya. Toh, hidup ini cuman sementara. Kedengerannya sepele ya, tapi emang susah banget. 
But, you must believe that time will heal anything and you’ll laugh with your problem, someday. 

Komentar

Popular Posts

Ringkasan Novel Sunda "Lain Eta" Karya Moh.Ambri

Teks Eksplanasi (Hanami)

Spektrofotometri (Hukum Lambert Beer)