Spektrofotometri (Hukum Lambert Beer)
Spektrofotometri
merupakan metoda analisis yang didasarkan pada antar aksi atom/ion/molekul
dengan cahaya/sinar elektromagnetik. Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh
pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk ( Io ) akan dipantulkan
(Ir ), sebagian diserap ( Ia ) dalam medium itu dan
sisanya di teruskan ( It ). Maka hubungannya : Io
= Ir + Ia +
It , karena Ir pada
antar muka gelas-air ±4% maka biasanya diabaikan , lalu menjadi rumus = Io
= Ia + It .
Hukum Lambert (1786) menyatakan bahwa bila cahaya monokromatik melewati medium tembus cahaya, laju
berkurangnya intensitas oleh bertambahnya ketebalan berbanding lurus dengan
intensitas cahaya. Ini sama saja menyatakan bahwa intensitas cahaya yang
dipancarkan berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya ketebalan medium
yang menyerap.
Persamaan: I adalah cahaya-masuk dengan panjang gelombang, l adalah tebalnya medium, dan k adalah faktor kesebandingan.
Bila
mengambil I= Io untuk l =
mol˚ akan memperoleh: Io adalah intensitas
cahaya yang masuk yang jatuh pada suatu medium penyerap yang tebalnya l. It ialah intensitas cahaya yang diteruskan dan k suatu tetapan untuk panjang gelombang dan medium yang digunakan. Angka
banding It /Io adalah bagian dari cahaya masuk yang
diteruskan oleh medium setebal l dan disebut Transmitans (T). Kebalikannya yaitu Io/ It adalah keburaman (opasitas) dan absorbans (A) medium diberikan oleh : A
= log Io/ It. Jika suatu medium dengan absorbans 1 untuk
suatu panjang gelombang tertentu , meneruskan 10% cahaya-masuk pada panjang
gelombang tersebut.
Hukum Beer (1858),
mengkaji efek konsentrasi penyusun yang berwarma dalam larutan, terhadap
transmisi maupun absorpsi cahaya. Dijumpainya hubungan yang sama antara
transmisi dan konsentrasi seperti yang ditemukan Lambert antara transmisi dan
ketebalan lapisan, yakni intensitas cahaya monokromatik berkurang secara
eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi zat penyerap secara linier. Lambert (1760) dan Beer
(1852) dan juga Bouger menunjukkan hubungan berikut:
–logT= A = a.b.c
Dimana:
·
Jika c
dinyatakan dalam g/L maka disebut keabsorptifan atau absorptivitas , dengan
tanda a (nama lain:ektingsi jenis,koefisien ekstingsi,koefisien bunsen,absorpsi
jenis).
A = a.b.c
·
Jika c
dinyatakan dalam mol/L makan disebut keabsortifan molar atau absorptivitas
molar , dengan tanda Ɛ (epsilon). (nama lain: ektingsi molekuler ,koefisien
ekstingsi molar). A = Ɛ.b.c . Disini Ɛ = a.BM (dengan ketentuan BM menunjukkan
berat molekuler zat yang menyerap di dalam larutan.
Ø Baik a maupun Ɛ bergantung pada :
a.
Jenis gugus yang
melakukan penyerapan (àJenis
zat)
Contoh : Larutan
Cu(H2O)42+
CuSO4
: dalam air berwarna biru muda Cu(H2O)42+
A = Ɛ1.b.c.
b.
Panjang
gelombang yang dipakai (𝜆)
Contoh :
Cu(H2O)42+
diukur harga A pada :
-
𝜆 = 350 nm à A = Ɛ1.b.c.
-
𝜆 = 500 nm à A = Ɛ2.b.c.
larutan akan mampu menyerap sebagian
dari Io. Io = Ia + It.
Ia = bagian komplementer It .Misal : Ia
= A1 dan It =B1.
Karena
Cu(H2O)42+ àbiru , maka yang diserap Ia = warna
komplementer dari biru (kuning).
Ø Hukum Lambert-Beer : A = Ɛ.b.c ( Ɛ bergantung pada 𝜆 )
Contoh : larutan
Cu(H2O)42+ : biru (It).
𝜆kerja à
𝜆dimana terjadi penyerapan maksimum (à𝜆maks),
harus dicari pada warna Ia.
Untuk mencari 𝜆maks dilakukan
beberapa pengerjaan sebagai berikut :
a)
Diambil larutan
yang akan dianalisis dengan konsentrasi tertentu.
b)
Diukur/ditentukan
harga A pada berbagai harga 𝜆.
c)
Dibuat grafik
/kurva absorpsi , dimana 𝜆 à
sumbu x (absis) , dan A à
sumbu y (ordinat).
Dengan catatan :
ü Untuk menghitung harga A , harus diketahui harga T.
( A=-logT)
ü Jika sumbu y ( ordinat ) pada grafik /kurva absorpdi
digunakan T maka akan didapat 𝜆minimum
.
1. Anonim,1994.Diktat pelajaran kimia fisika dan analisis istrument sub cahaya dan fotometri.Bandung.
2.Basset,J.1991.Buku ajar Vogel : Kimia analisis kuantitatif anorganik.Jakarta:Penerbit buku kedokteran EGC.
3.Khopkar,S.M.1990.Konsep Dasar Kimia Analitik . Jakarta:UI-Press.
Komentar
Posting Komentar